Menurut Direktur Program dan Produksi SCTV, Harsiwi Achmad, serial istimewa ”Anak Kaki Gunung” dikemas dalam cerita penuh kelucuan, kegembiraan dan keharuan. Pesan moral yang ingin disampaikan adalah pembelajaran budi pekerti yang dibawakan tanpa kesan menggurui. “Selain itu, potret keluarga bahagia serta kisah persahabatan yang indah juga merupakan nilai budi pekerti lainnya yang diharapkan dapat menjadi tontonan yang menarik serta mendidik bagi anak-anak,” tambah Harsiwi.Serial istimewa “Anak Kaki Gunung” diangkat dari novel ‘Anak-Anak Mamak’ karya Tere Liye dan diproduksi oleh PT Demi Gisela Citra Sinema bekerja sama dengan Sandiego dengan sutradara Kiki ZKR yang juga merupakan sutradara sinetron ‘Para Pencari Tuhan’. Skenario serial ini ditulis Misbach Yusa Biran, Ida Farida, Arief Gustaman, Firman Triyadi, dan Al Kadri Johan.
Serial Istimewa “Anak Kaki Gunung’ menceritakan tentang kehidupan Eliana (Ananda Putri), Pukat (M.Fahri), Burhan (Fidzi Lalil Rahim) dan Amelia (Tissa Biani Azahra) yang merupakan anak-anak dari pasangan suami istri sederhana Pak Syahdan (Edi Riwanto) dan Mak Nur (Dewi Irawan) . Keluarga ini tinggal di sebuah kampung di kaki gunung Singgalang, Sumatera Barat, jauh dari perkotaan. Hanya ada satu Sekolah Dasar yang rusak bangunannya, dan hanya ada seorang guru yang mengajar, yakni Pak Taufik (Dorman Borisman), guru honorer selama 15 tahun. Murid setiap kelas tidak lebih dari delapan orang. Eliana, Pukat, Burhan, dan Amelia, bersama teman-temannya, setiap malam juga mengaji pada Nek Kiba (Aty Cancer), satu-satunya guru mengaji di kampung itu.
Dalam 15 episode, akan diceritakan tentang kehidupan Anak Kaki Gunung, anak-anak yang peka terhadap alam dan makhluknya, yang selalu dapat mengatasi berbagai masalah---- dengan kearifan sebagaimana yang diajarkan oleh orang tua dan guru-gurunya. (Mun/A-147)***






Tidak ada komentar:
Posting Komentar