Selasa, 19 Juni 2012

Masa Remaja Rentan Alami Gangguan Kejiwaan

Masa Remaja Rentan Alami Gangguan Kejiwaan

Rabu, 25 April 2012 18:22 wib
Gustia Martha Putri - Okezone
detail berita
Remaja stres (Foto: Corbis)
GEJALA gangguan kejiwaan bipolar muncul, umumnya di usia 15 hingga 24 tahun. Sebanyak 30 persen remaja yang depresi berujung menjadi bipolar.

"Depresi pada masa remaja harus hati-hati karena mengarah ke bipolar. Kita semua pernah mengalami sedih, kecewa, putus dari pacar, dan mengalami episode depresi. Itu normal wajar, karena nantinya akan kembali pada keadaan awal. Tapi kalau itu terjadi pada remaja, harus lebih hati-hati karena sekitar 30 persen bisa menjadi bipolar. Biasanya yang rentan adalah memiliki faktor genetik, dalam riwayat keluarganya ada yang mengalami gangguan mood," tutur Dr. AA Ayu Agung Kusumawardhani, SpKJ (K), Kepala Departemen Psikiatri RSCM dalam seminar media "Gangguan Bipolar: Dapatkah Dikendalikan?" di Ruang Dua Mutiara 1, Hotel JW Marriot Jakarta, Rabu (25/3/2012).

Prevalensi gangguan bipolar sendiri selama kehidupan cukup tinggi dengan rasio laki-laki dan perempuan sama. Rata-rata usia awitan (awal mula muncul gangguan) adalah 15 hingga 24 tahun.

"Penyebab terjadinya gangguan bipolar bersifat multifaktor yang mencakup faktor genetik, biologi otak, serta peristiwa-peristiwa kehidupan dan keadaan lingkungan yang menimbulkan stres atau disebut stressor psikososial. Faktor genetik menyebabkan seseorang rentan dan bila yang bersangkutan mengalami stres psikososial yang tidak bisa ditanggulangi dan atasi, maka terjadilah gangguan bipolar," jelas Prof. Dr. dr. Tuti Wahmurti A. Sapiie, SpKJ(K), Perwakilan Majelis Kehormatan Profesi Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) dalam acara yang sama.

Bagi keluarga perlu dukungan secara moril dan menerapkan budaya pasrah.

“Perlu ada edukasi bagi keluarga agar terus memberikan dukungan. Keluarga juga sebagai pemberi edukasi dan dorongan moril tentang bagaimana menjalani hidup. Budaya pasrah itu juga baik adanya. Yakni menerima kenyataan bahwa kita memiliki keterbatasan. Remaja harus selalu dibekali bahwa hidup harus memiliki kearifan,” ucap Prof. Tuti.

Bila sudah ada tanda-tanda gangguan bipolar, maka harus segera mencari bantuan ahli yang tepat. Untuk menyeimbangkan kembali zat-zat kimia alami otak, diperlukan obat yang akan membantu otak agar semua sistemnya bekerja harmonis kembali dan secara bertahap tercapai keseimbangan di antara zat-zat kimia alami otak. Obat ini disebut mood stabilizer. Dengan kemajuan teknologi kedokteran, saat ini telah ditemukan beberapa jenis mood stabilizer yang bisa menjadi pilihan sesuai dengan keunikan penderita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar